Pada awal tahun 80-an, teknologi telekomunikasi seluler
mulai berkembang dan banyak digunakan. Tapi teknologinya masih analog, seperti
AMPS, TACS, dan NMT. Tapi karena menggunakan teknologi yang masih analog,
beberapa sistem yang dikembangkan di beberapa negara yang berbeda tidak saling
kompatibel satu dengan yang lainnya, sehingga mobilitas user sangat terbatas pada suatu area sistem teknologi tertentu
saja. Untuk
mengatasi keterbatasan yang terdapat pada sistem-sistem analog sebelumnya, pada
tahun 1982, negara – negara Eropa membentuk sebuah organisasi bertujuan untuk
menentukan standard-standard telekomunikasi mobile
yang dapat dipakai di semua Negara Eropa. Organisasi ini diberi nama Group Speciale Mobile (GSM). Pembentukan
organisasi ini dilatar belakangi oleh keadaan di tiap-tiap negara Eropa
pada ssat itu yang masih menggunakan sistem telekomunikasi wireless yang analog dan tidak compatible
antar negara, sehingga tidak memungkinkan
dilakukannya roaming antar negara.
Organisasi ini kemudian menghasilkan standard-standard telekomunikasi bergerak
yang kemudian dikenal dengan GSM (Global
System for Mobile communication).
GSM sendiri mulai diimplementasikan di negara eropa pada
awal tahun 1991. Menjelang akhir tahun 1993, beberapa negara non-eropa di
Amerika selatan, Asia dan Australia telah mengadopsi GSM dan turunannya secara
teknis: DCS 1800, yang menangani layanan komunikasi personal, disebut personal communication services (PCS) di
pita 1,8 GHz sampai 2,0 GHz. Di Indonesia sendiri sampai saat ini operator GSM
di pita 900 MHz ada tiga, yakni PT. Telkomsel, PT. Satelindo, dan PT. XL
AXIATA,Tbk, sedangkan di pita 1800 MHz
adalah PT. Indosat dengan IM3-nya (Indosat
MultiMedia Mobile).
Keuntungan teknologi generasi kedua dibanding dengan
teknologi generasi pertama antara lain sebagai berikut :
Kapasitas sistem lebih besar, karena dominan menggunakan teknologi TDMA (digital), dimana penggunaan sebuah kanal dibagi ke dalam beberapa domain waktu. Hal ini berlawanan dengan teknologi generasi pertama yang hanya menggunakan FDMA.
Kapasitas sistem lebih besar, karena dominan menggunakan teknologi TDMA (digital), dimana penggunaan sebuah kanal dibagi ke dalam beberapa domain waktu. Hal ini berlawanan dengan teknologi generasi pertama yang hanya menggunakan FDMA.
Adanya standard internasional, yang digunakan sebagai rujukan perkembangan teknologi selular sehingga
sistem pada negara – negara yang berbeda tersebut masih tetap kompatible satu
dengan lainnya sehingga dimungkinkannya roaming antara negara.
Service yang beragam, Dengan
menggunakan teknologi digital, sehingga service yang ditawarkan menjadi lebih
beragam dan juga memungkinkan diimplementasikannya service-service yang berbasis data, seperti SMS dan juga pengiriman
data dengan kecepatan rendah.
Tingkat keamanan yang lebih baik, karena menggunakan teknologi digital, dimana dimungkinkan untuk melakukan encripsi dan chipering informasi.
Tabel di bawah ini menujukan perkembangan-perkembangan
penting yang terkait dengan pengimplementasian GSM dan juga perkembangan
teknologi seluler lainnya.
Perkembangan GSM
